TauKahAnda

TaukahAnda bertujuan untuk menjangkau informasi yang anda butuhkan dalam segala aspek pengetahuan

Sponsor

Sunday, December 9, 2018

PERANG FUJJAR



Ketika Muhammad berusia dua puluh tahun, pecahlah Perang Fujjar, yaitu peperangan yang terjadi di antara kabilah Kinanah dan kabilah Qais, sedangkan kabilah Qumisy berada di pihak kabilah Kinanah. Penyebab pecahnya perang ini ialah sebagai berikut: An-Nu’man ibnul Mundzir. raja orang Arab di negeri Hairah ( sebuah negara yang terletak Disebelah barat sungai efrat)    memiliki balang dagangan yang biasa dikirimkannya setiap tahun untuk dipasarkan di ’Ukazh.

An-Nu’man selalu mengirimkannya dalam pengawalan yang dipimpim oleh seorang kuat dan perkasa lagi dihormati di kalangan kaumnya supaya ia mangantarkan dagangan tersebut ke tempat tujuan dengan selamat. 

Pada suatu hari ia duduk-duduk bersama Al-Barradh ibnu Qais al-Kinani yang terkenal pemberani, tetapi telah dipecat dari keanggotaan kaumnya karena banyak kejahatan yang telah dilakukannya. 

Hadir pula pada saat itu ’Urwah ibnu ’Atabah, seorang pengembara. An-Nu’man membuka pembicaraan. "Siapakah yang mampu mengantarkan daganganku kali ini hingga sampai ke ’Ukazh?" Al-Barradh menjawab, "Biarlah aku yang mengantarkannya hingga sampai kepada Bani Kinanah." An-Nu’man menjawab, "Sesungguhnya aku hanya menginginkan seseorang yang mau mengantarkan (menawarkan)-nya kepada semua orang' Lulu ‘Urwah berkam, "Semoga engkau dijauhkan dari semua hal yang menghinakan, apakah engkau rela membiarkan anjing yang sudah dipecat ini mengantarkannya? Biarlah aku yang akan mengantarkannya kepada semua syekh kabilah dan penduduk Qaishum, yaitu penduduk daerah Najd‘ dan Tihamah. Kemudian Al-Barradh bertanya,'Apakah engkau akan mengumpulkannya juga hingga sampai kepada kabilah Kinanah. hai ‘Urwah?’ 'Urwah menjawab, "Aku akan mengantarkannya kepada semua oramg." 

Al-Barradh merasa sakit hati, lalu ia merahasiakan berita itu dan menunggu-nunggu kesempatan yang paling baik. Ketika ’Urwah keluar membawa dagangan An-Nu’man, di tengah jalan Al-Barradh menghadangnya, lalu membunuhnya secara licik. Setelah itu Al-Barradh mengirimkan berita kepada kaumnya, yaitu kabilah Kinanah, dan menceritakan kepada mereka semua yang terjadi dengan ’Urwah, lalu ia memperingatkan kaumnya supaya berhati-hatj terhadap pembalasan kaum ’Urwah, yaitu kabilah Qais. Kabilah Qais, begitu mendengar kejadian yang menimpa ’Urwah itu, langsung menghimpun kekuatan guna menuntut balas atas darah ‘Urwah. Mereka bertemu dengan kabilah Quraisy dan kabilah Kinanah di Nakhlah, maka terjadilah pertempuran di antara mereka. Dalam peperangan berkobar dengan sengit itu orang-orang Qais tampak begitu nekad dan berani. Akhirnya orang-orang Quraisy berlindung di kota Mekkah dan Muhammad ada bersama mereka.

Setelah peristiwa itu orang-orang Qais berkata kepada musuh-musuhnya, ”Sesungguhnya kami tidak akan membiarkan begitu saja darah ‘Urwah, maka pertemuan kita adalah kelak pada tahun depan di ’Ukazh." Lalu mereka kembali ke negeri mereka seraya membakar semangat orang-orang mereka. Setahun sejak peristiwa itu, kabilah Qais menghimpun semua kekuatannya. Mereka dibantu oleh orang-orang Tsaqif dan kabilah-kabilah lainnya. Demikian pula kabilah Quraisy, mereka pun menghimpun kekuatannya yang terdiri dari kabilah Kinanah dan orang-orang Habsyah yang menjadi pendukung orang-orang Quraisy. Pada saat itu yang memimpin Bani Hasyim ialah Az-Zubair ibnu ’Abdul-Muththalib yang dibantu oleh saudara-saudaranya, yaitu Abu Thalib, Hamzah, Al-Abbas, dan keponakan mereka, yaitu Muhammad. Bani Umayyah berada di bawah pimpinan Harb ibnu Umayyah, dan ia merangkap menjadi panglima tertinggi sem . x bmng Quraisy. Ia meniabat kedudukan ini karena kedudukannya yang disegani di kalangan Quraisy, demikian pula mengingat usianya yang paling tua. 

Demikianlah setiap puak kabilah Quraisy mempunyai pemimpinannya sendiri. Kemudian mereka berangkat menuju ke medan peperangan. Peperangan yang terjadi pada saat itu merupakan peperangan yang dirasakan paling dahsyat dan menakutkan oleh bangsa Arab. Kesucian kota Makkah banyak dinodai oleh peperangan tersebut, padahal kota Makkah dianggab suci oleh meneka semua. Mereka namakan perang tersebut Perang Fuijar Kekalahan hampir menimpa kabilah Qais karena kabilah-kabilahnya banyak yang terpukul. Tiba-tiba muncullah para penengah yang mengajak pihak-pihak yang berperang untuk berdamai. Kedua belah pihak menghitung mereka yang telah gugur. Barangsiapa menemukan pihaknya lebih banyak yang gugur, ia diperbolehkan mengambil diat kelebihannya. Setelah dihitung, ternyata di pihak Qais  banyak yang gugur. Akhir nya mereka mengambil diat dari kabilah Quraisy. Harb ibnu Umayyah berjanji akan membayamya, dan sebagai kepercayaan dari pihaknya ia memberikan anaknya yang bernama Abu Sufyan sebagai sandera. 

Demikianlah akhir peperangan yang sering terjadi di kalangan orang Arab, yang bermula dari hal-hal yang kecil. Setelah agama Islam datang, akhirnya Allah mempersatukan hati mereka dan menyingkapkan gelapnya kesesatan ini dengan tersebarnya nur Islam di kalangan mereka.



No comments:

Sponsor