TauKahAnda

TaukahAnda bertujuan untuk menjangkau informasi yang anda butuhkan dalam segala aspek pengetahuan

Sponsor

Saturday, December 1, 2018

Awal Munculnya Perbedaan/Perselisihan Paham Dalam Sejarah Perjalanan Umat Islam



Perbedaan/perselisihan paham dalam sejarah perjalanan umat Islam puncaknya dimulai ketika Ali bin abi Thalib memegang tampuk kekhalifahan, konflik internal yang menuntut balas akan kematian Usman bin Affan yang terjadi di masa kekuasaan Ali sangat menyebabkan perpecahan umat Islam, sampai akhirnya terjadinya perang saudara antara Ali dengan Zubair, Thalhah dan Aisyah pada perang Jamal, yang kemenangan diperoleh oleh kelompok Ali sehingga Ali menyuruh kepada pasukannya untuk membawa pulang Aisyah ke kota Madinah. Dan perang antara Ali dan Muawiyah yang berakhir dengan Tahkim (Arbitrase). 

Disinilah puncak perpecahan umat Islam terjadi, disebabkan keputusan yang ditimbulkan dari Tahkim dipandang oleh sekelompok pengikut Ali bin Abi Thalib suatu hal yang salah karena keputusan Ali yang kurang bijak dengan melepaskan tampuk kekuasaannya, sehingga sebagian kelompok Ali yang tidak setuju dengan Tahkim tersebut keluar dari barisan Ali serta membuat kelompok sendiri yang kontra terhadap muawiyah beserta kelompok Ali yang ujungnya menyebabkan munculnya sudut pandang dalam aliran-aliran teologi.

Sedangkan perbedaan dalam fiqh, penulis memandangnya bukanlah suatu bentuk perpecahan dalam Umat Islam karena perbedaan inilah yang membawa umat kepada rahmah, dan perbedaan dalam ranah hukum fiqh ini sudah terjadi berulang kali dikalangan sahabat di saat Rasulullah SAW masih hidup, seperti halnya kisah yang terjadi dikalangan sahabat di Bani Quraizah, saat itu terjadi perbedaan pendapat dalam memahami makna dari pesan Rasulullah SAW “Barangsiapa mendengar dan taat, jangan sekali-kali mengaerjakan shalat ashar kecuali di Bani Quraizah”. 

Sebagian sahabat memahami perkataan Rasulullah SAW seperti yang beliau katakan bahwa mereka tidak boleh shalat sampai mereka selesai, sedangkan sebahagian sahabat lagi memahaminya bahwa perkataan Rasululullah tersebut bermakna kita harus menyegerakan langkah untuk sampai di Bani Quraizah sehingga tidak terlambat dalam perjalanan sehingga mereka juga melakukan shalat. 

Kemudian kabar ini sampai kepada Rasulullah SAW, dan Beliau tidak menyalahkan antara kelompok yang satu dan yang lainnya. Ini menunjukkan bahwa sikap Rasulullah SAW dalam mengatasi perbedaan dalam ranah fiqh bukanlah suatu perpecahan walaupun nampak dari bentuknya sesuatu yang berbeda. 

Sedangkan realitanya umat Muslim terjadi perpecahan dalam ranah Fiqh, penulis memandangnya karena umat Muslim sebahagiannya masih terlalu kaku dengan hukum yang dipegang seolah-olah mazhab yang dia ikutilah yang benar. Yang ujungnya berakhir kepada komplik takfir disebabkan permasalahan fiqh yang disana masih terbuka celah bagi ummat untuk mentadabburi terhadap ayat yang masih Dhanniyud Dalalah.


No comments:

Sponsor