Permasalahan yang dipandang oleh
Jabariyah dan Qadariyah tentunya menuai simpatik ulama Ahlus Sunnah untuk
menjawab segala problema yang muncul atas hasil pemikiran mereka, sehingga
banyak dari kalangan ulama Ahlus Sunnah yang menguraikan permasalahan tersebut
dalam buku-buku, bahkan ulama kontemporer seperti Syaikh Ramadhan al Buthi,
Syaikh Ali Jum’ah dan yang lainnya, masih membahas tentang permasalahan yang
berkaitan perbuatan manusia ini apakah manusiaمخير atau ميسر ?
Di dalam
buku Aqidah ahlus Sunnah wal Jamaah karangan syaikh Ali Jumah[1]
dikatakan bahwa : Iradah Allah berkaitan dengan manusia mengenai keinginannya,
maka oleh karena itu dengan iradah yang-Nya, manusia juga memiliki keinginan
dan hak memilih dalam perbuatannya. Dengan begitu maka tidak akan terjadi
perselisihan antara iradah Allah dengan iradah hambanya.
Manusia memiliki
pilihan dalam hidup tidak dalam keterpaksaan dan dianya mampu melakukan apa
yang dia pilih. Namun harus di ingat bahwa keinginan manusia terssebut tidak
akan terjadi di alam semesta ini kalau Allah SWT tidak berkeinginan dan atas
kehendaknya
Iradah
Allah ingin menjadikan di bumi ini ada mukmin dan kafir, dan Allah pun
menjadikan dlam kehidupan ini orang maksiat dan orang taat, namun perlu
diketahui Allah SWT tidak akan ridha dari hambanya kecuali perbuatan iman dan
tidak dia sukai kecuali perbuatan taat.
Di
dalam buku al Insan Mukhayyar am
Muyassar karangan syaikh Buthi juga disebutkan seperti halnya yang
disampaikan syaikh Ali Jumah.[2]
[2] Muhammad Said Ramadhan al Buthi, al
Insan Mukhayyar am Muyassar, Dar al Fikr, Dimasyq, 1997, H 221
No comments:
Post a Comment