SIRAH NABAWIYAH ( 12 )
Syaikh Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury
Sumber : Kitab Ar-Rahiqul Makhtum
KEMATIAN
ABU THALIB
Sakit Abu Thalib semakin bertambah parah, tinggal
menunggu saat-saat kematiannya, dan
akhirnya dia meninggal pada bulan Rajab tahun kesepuluh dari nubuwah, selang
enam bulan setelah keluar dari pemboikotan. Ada yang berpendapat dia meninggal
dunia pada bulan Ramadhan, tiga bulan sebelum wafatnya Khadijah Radhiallahu anha.
Di dalam Ash-Shahih
disebutkan dari Al-Musayyab,
bahwa tatkala ajal hampir menghampiri Abu Thalib, Nabi SAW menemuinya, yang
saat itu di sisinya ada Abu Jahal.
"Wahai paman, ucapkanlah la ilaha illallah, satu kalimat yang dapat engkau jadikan hujjah di
sisi Allah," Sabda beliau.
Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah menyela,
"Wahai Abu Thalib, apakah engkau tidak menyukai agama Abdul Muththalib
?" Keduanya tak pernah berhenti mengucapkan kata-kata ini, hingga
pernyataan terakhir yang diucapkan Abu Thalib adalah, "Tetap berada pada
agama Abdul Muththalib."
Beliau bersabda, "Aku benar-benar akan memohon
ampunan bagimu wahai paman selagi aku tidak dilarang melakukannya."
Lalu turun ayat, "Tiadalah
sepatutnnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada
Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum
kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwa orang- orang musyrik itu adalah
penghuni neraka Jahannam." (At-Taubah
: 113).
Allah juga menurunkan ayat,
"Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya." (Al- Qashash : 56)
Tidak bisa dibayangkan apa saja perlindungan yang
diberikan Abu Thalib terhadap Rasulullah Saw. Dia benar-benar menjadi benteng
yang ikut menjaga dakwah Islam dari serangan orang yang sombong dan dungu.
Namun sayang, dia tetap berada pada agama leluhurnya, sehingga sama sekali
tidak mendapat keberuntungan.
Di dalam Ash-Shahih
disebutkan dari Al Abbas bin Abdul Muththalib, dia berkata kepada Nabi Saw,
"Engkau sangat mebutuhkan paman engkau, karena dia telah melindungi
engkau, sekalipun dia sangat membuat engkau marah."
Beliau bersabda, "Dia berada di neraka yang
dangkal. Kalau tidak karena aku, tentu dia berada di tingkatan neraka yang
paling bawah."
Dari Abu Sa'id Al-Khudry, bahwa dia pernah
mendengar Nabi Saw bersabda, "Semoga syafaatku bermanfaat baginya pada
hari kiamat nanti, sehingga dia diletakkan di neraka yang dangkal, hanya
sebatas tumitnya saja."
KHADIJAH
MENYUSUL KE RAHMATULLAH
Kira-kira dua atau tiga bulan setelah Abu
Thalib meninggal dunia, Ummul Mukminin Khadijah Al Kubra meninggal dunia pula,
tepatnya pada bulan Ramadhan pada tahun kesepuluh dari nubuwah, pada usia enam
puluh lima tahun, sementara usia beliau saat
itu lima puluh tahun.
Khadijah termasuk salah satu nikmat yang
dianugerahkan Allah kepada Rasulullah Saw. Dia mendampingi beliau selama
seperempat abad, menyayangi beliau di kala resah, melindungi beliau di
saat-saat kritis, menolong beliau dalam menyebarkan risalah, mendampingi beliau
dalam menjalankan jihad yang berat, rela menyerahkan diri dan hartanya kepada
beliau.
Rasulullah Saw bersabda tentang dirinya, "Dia beriman kepadaku
saat semua orasng mengingkariku, membenarkan aku sselagi semua orang
mendustakanku, menyerahkan hartanya kepadaku selagi semua orang tidak mau
memberikannya, Allah menganugerahiku anak darinya selagi wanita selainnya tidak
memberikannya kepadaku." (Riwayat Ahmad di dalam Musnad-nya, 6/118).
Di dalam Shahihul- Bukhary, dari Abu Hurairah ra, dia
berkata, "Jibril mendatangi Nabi Saw, seraya berkata, "Wahai
Rasulullah, inilah Khadijah yang datang sambil membawa bejana yang di dalamnya
ada lauk atau makanan atau minuman. Jika dia datang, sampaikan salam kepadanya
dari Rabb-nya, dan sampaikan kabar kepadanya tentang sebuah rumah di surga,
yang di dalamnya tidak ada suara hiruk pikuk dan keletihan."
DUKA YANG BERTUMPUK -TUMPUK
Dua peristiwa ini terjadi dalam jangka waktu yang
tidak terpaut lama, sehingga menorehkan perasaan duka dan lara di hati Rasulullah
Saw, belum lagi cobaan yang dilancarkan kaumnya, karena dengan kematian
keduanya mereka semakin berani menyakiti dan mengganggu beliau. Mendung menjadi
bertumpuk-tumpuk, sehingga beliau hampir putus asa menghadapi mereka. Untuk itu
beliau pergi ke Tha'if, dengan setitik harapan mereka berkenan menerima dakwah
atau minimal mau melindungi dan mengulurkan pertolongan dalam menghadapi kaum
beliau. Sebab beliau tidak lagi melihat seorang yang bisa memberi perlindungan
dan pertolongan. Tetapi mereka menyakiti beliau secara kejam, yang justru tidak
pernah beliau alami sebelum itu dari kaumnya.
Apa yang beliau alami di Makkah juga dialami para
shahabat. Hingga shahabat karib beliau, Abu Bakar Ash-Shiddiq berniat hijrah
dari Makkah. Maka dia pergi hingga tiba di Barkil-Ghamad. Tempat yang ditujunya
adalah Habasyah. Namun akhirnya dia kembali lagi setelah mendapat jaminan
perlindungan Ibnud-Dughumah.
Menurut Ibnu Ishaq, setelah Abu Thalib meninggal
dunia, orang-orang Quraisy semakin bersemangat untuk menyakiti Rasulullah Saw
daripada saat dia masih hidup. Sehingga ada diantara mereka yang tiba-tiba
mendekati beliau lalu menaburkan debu di atas kepada beliau. Beliau masuk ke
rumah dan debu-debu itu masih memenuhi kepala. Lalu salah seorang putri beliau
bangkit untuk membersihkan debu-debu itu sambil menangis. Beliau bersabda
kepadanya, "Tak perlu menanggis wahai putriku, karena Alllah akan
melindungi bapakmu."
Pada saat-saat seperti itu beliau juga bersabda,
"Aku tidak pernah menerima gangguan yang paling kubenci dari Quraisy,
hingga Abu Thalib meninggal dunia."
Karena penderitaan yang bertumpuk-tumnpuk pada
tahun itu, maka beliau menyebutnya sebagai "Annul-huzni"
(tahun duka cita), sehingga julukan ini pun terkenal dalam sejarah.
MENIKAH
DENGAN SAUDAH
Pada bulan Syawal tahun kesepuluh dari nubuwah,
Rasulullah Saw menikahi Saudah binti Zam'ah. Dia termasuk orang-orang yang
lebih dahulu masuk Islam, ikut hijrah ke Habasyah yang kedua. Suaminya adalah
Ash-Sakran bin Amr, yang juga masuk Islam dan hijrah bersamanya pula. Dia
meninggal dunia di Habasyah atau menurut pendapat lain dia meninggal dunia di
Makkah sepulang dari Habasyah. Beliau melamar Saudah lalu menikahinya. Dia
adalah wanita pertama yang dinikahi beliau sepeninggal Khadijah. Setelah
beberapa tahun kemudian, dia memberikan bagian gilirannya kepada Aisyah.
01 : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-01.html
02 : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-02-kitab-ar-rahiqul.html
03 : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-03-kitab-ar-rahiqul.html
04 : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-04-kitab-ar-rahiqul.html
05 :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-05-kitab-ar-rahiqul.html
06 : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-06-kitab-ar-rahiqul.html
07 : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-07-kitab-ar-rahiqul.html
08 :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-08.html
09 A :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-09.html
09 B :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-09-b.html
09 C :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-09-c.html
09 D :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-09-d.html
09 E :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-09-e.html
10 :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-10.html
11 :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-11.html
12 :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-12.html
13 A : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-13.html
13 B :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-13-b.html
LIHAT SAMBUNGAN SIRAH NABAWIYAH DI LINK DI BAWAH INI :
01 : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-01.html
02 : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-02-kitab-ar-rahiqul.html
03 : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-03-kitab-ar-rahiqul.html
04 : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-04-kitab-ar-rahiqul.html
05 :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-05-kitab-ar-rahiqul.html
06 : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-06-kitab-ar-rahiqul.html
07 : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-07-kitab-ar-rahiqul.html
08 :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-08.html
09 A :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-09.html
09 B :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-09-b.html
09 C :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-09-c.html
09 D :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-09-d.html
09 E :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-09-e.html
10 :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-10.html
11 :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-11.html
12 :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-12.html
13 A : http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-13.html
13 B :http://www.taukahanda.com/2020/08/sirah-nabawiyah-13-b.html
No comments:
Post a Comment